-
Penyair Perintis dalam Sastra NTT
2015-04-16 05:18:41Penyair Perintis dalam Sastra NTT
Oleh Drs. Yohanes Sehandi, M.Si.
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Kepala Lembaga Publikasi, Universitas Flores, Hp 081339004021
Dalam sastra Indonesia, yang dikenal sebagai penyair perintis adalah Muhammad Yamin (1903-1962). Yaminlah orang pertama menulis puisi dan mempublikasikannya untuk masyarakat umum. Puisi pertamanya berjudul “Tanah Air” dimuat dalam majalah Jong Sumatra (edisi Juli 1920). Puisi ini sudah berbeda dengan puisi Melayu lama, seperti syair, pantun, dan gurindam. Beliau pulalah orang pertama yang menerbitkan buku kumpulan puisi, dengan judul Tanah Air (terbit 1922), yang merupakan pengembangan puisi awalnya “Tanah Air” (bdk. Maman S. Mahayana dalam Pengarang Tidak Mati: Peranan dan Kiprah Pengarang Indonesia, 2012, halaman 196-218).
Dalam sastra NTT yang disebut sebagai penyair perintis adalah orang NTT pertama yang menulis puisi dan mempublikasikannya untuk masyarakat umum. Berdasarkan hasil penelusuran saya terhadap sejumlah media massa cetak yang pernah terbit, orang NTT pertama yang menulis puisi dan mempublikasikannya untuk masyarakat umum adalah Dami N. Toda. Beliau lahir di Cewang, Todo-Pongkor, Manggarai pada 29 September 1942, meninggal dunia di Hamburg, Jerman, pada 10 November 2006. Dami pulalah sastrawan NTT pertama menerbitkan buku puisi.
Dami Toda menulis puisi pertama kali pada tahun 1969 dengan judul “Sesando Negeri Savana” dimuat majalah Sastra (edisi Juli, Nomor 7, Tahun 1969). Puisi yang kedua pada 1973 berjudul “Epitaph Buat Daisia Kecil” dimuat dalam majalah sastra Horison (edisi Desember, Nomor 12, Tahun VIII, 1973). Puisi yang ketiga pada 1977 berjudul “Pidato Kuburan Seorang Pembunuh (Tragedi Pendendam Tua di Adonara)” dimuat Majalah Dian (Nomor 1, Tahun V, 24 Oktober 1977), yang pada bagian akhir puisi tertulis, Mei 1967 (artinya puisi ini diciptakan tahun 1967). Dilihat dari segi tahun penciptaannya, puisi yang dimuat Majalah Dian (terbitan Ende, Flores), adalah puisi pertama Dami (Mei 1967), namun dilihat dari segi tahun publikasinya, puisi yang dimuat majalah Sastra (1969) adalah puisi pertama Dami.
Buku kumpulan puisi Dami Toda pertama terbit tahun 1976 dalam bentuk antologi bersama penyair Indonesia yang lain berjudul Penyair Muda di Depan Forum (diterbitkan Dewan Kesenian Jakarta, 1976). Puisi-puisinya yang lain terdapat dalam antologi puisi Tonggak: Antologi Puisi Indonesia Modern III (Gramedia, Jakarta, 1987) editor Linus Suryadi AG. Tahun 2005 terbit buku kumpulan puisi pribadinya berjudul Buru Abadi (Indonesia Tera, Magelang, 2005). Di bidang penulisan puisi, Dami Toda tidak terlalu produktif.
Penyair NTT berikut setelah Dami Toda adalah John Dami Mukese. Lahir pada 24 Maret 1950 di Menggol, Manggarai Timur, kini Pemimpim Umum Harian Flores Pos. Nama Dami Mukese melejit di tingkat nasional pada 1980-an tatkala puisi panjangnya berjudul “Doa-Doa Semesta” (20 bait) dimuat dalam majalah sastra Horison (Nomor 2, Tahun 1983, halaman 86-89). Sampai kini Dami Mukese adalah penyair NTT yang paling banyak menerbitkan buku kumpulan puisi, yakni (1) Doa-Doa Semesta (Nusa Indah, Ende, 1983, 1989), (2) Puisi-Puisi Jelata (Nusa Indah, Ende, 1991), (3) Doa-Doa Rumah Kita (1996), (4) Kupanggil Namamu Madonna (Obor, Jakarta, 2004), dan (5) Puisi Anggur (2004).
Dalam perjalanan kariernya, Dami Toda lebih dikenal sebagai kritikus sastra daripada sebagai penyair. Sejak mahasiswa UGM di Yogyakarta, Dami aktif menulis artikel opini, esai, telaah dan kritik sastra pada berbagai surat kabar, antara lain di Yogyakarta (Pelopor Minggu), Jakarta (Sinar Harapan, Kompas, Suara Karya, dan Berita Buana), Bandung (Mingguan Mahasiswa Indonesia), juga di majalah sastra Horison dan Budaya Jaya. Sering tampil sebagai pembicara di berbagai forum seminar sastra, baik dalam negeri maupun mancanegara.
Kolega Dami Toda di Fakultas Sastra UI, Riris K. Toha Sarumpaet (kini guru besar UI) berhasil melacak ratusan judul karya tulis Dami yang diterbitkan berbagai media massa cetak. Membaca paparan Sarumpaet (30 Mei 2007) ini, kita seolah dibawa menatap panorama pemikiran Dami yang sangat luas dan mendalam, tercermin dalam judul-judul karya tulisnya. Seorang peneliti sastra, B. Trisman melakukan kajian khusus terhadap pemikiran Dami Toda kemudian dibukukan dengan judul Kritikus Dami N. Toda Beserta Karyanya (Pusat Bahasa, Depdiknas, Jakarta, 2000).
Karya Dami Toda dalam bidang kritik sastra dan budaya (tidak termasuk puisi) adalah (1) Puisi-Puisi Goenawan Mohamad (Pusat Bahasa, Jakarta, 1975), (2) Sajak-sajak Goenawan Mohamad dan Sajak-sajak Taufik Ismail (bersama Pamusuk Eneste, Pusat Bahasa, Jakarta, 1976), (3) Novel Baru Iwan Simatupang (Pustaka Jaya, Jakarta, 1980), (4) Cerpen Iwan Simatupang Tegak Lurus dengan Langit (pengumpul dan penyusun Prakata, Sinar Harapan, Jakarta, 1983), (5) Hamba-Hamba Kebudayaan (Sinar Harapan, Jakarta, 1984), (6) Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi (Nusa Indah, Ende, 1999), (7) Maka Berbicaralah Zarathustra karya Friedrich Nietzsche (penerjemah dan penyusun Prakata, Nusa Indah, Ende, 2000), dan (8) Apakah Sastra? (Indonesia Tera, Magelang, 2005). (Flores Pos, Sabtu, 29 Maret 2014).
Berita Terkait
- Selamat Jalan Sang Visioner
- Universitas Flores Sebagai Mediator Budaya
- Rancangan Undang-Undang dan Peraturan Daerah
- SBY Percaya Ilmu Hitam?
- Jejak Novel dalam Sastra NTT
- Kompetensi Guru dalam Pembelajaran
- Bersyukur Menjadi Pendidik
- Mata Air: Keniscayaan bagi Pejabat
- PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN HUKUM
- Obligasi dan Pembangunan Daerah
- Pengalaman Mengajar di Australia
- Hukum Berkeadilan Gender
- Perencanaan Desa sebagai Basis Perubahan
- Carilah Perguruan Tinggi yang Legal
- Peraturan Gempa dan Risiko Bangunan
- Strategi Marketing Politik
- Wisuda, Selebrasi Keberhasilan
- Penyair Perintis dalam Sastra NTT
- Judul Skripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas
- Momentum Pemilu 9 April 2014
- Perihal Izin Mendirikan Bangunan
- Wakil Rakyat, Jangan Lupa Janji
- Melacak Jejak Novel dalam Sastra NTT
- Asesmen Unjuk Kerja
- Peran Institusi dalam Pertumbuhan Ekonomi
- Pentingnya Kecerdasan Emosional
- Sastra NTT Sampai Desember 2013
- Mempersoalkan Bahasa Asing di Tempat Wisata
- Rencana Pemugaran Sao Keda di Wolotolo
- "Petite Histoire" Soekarno di Ende
- Peran Uniflor dalam Memasyarakatkan Sastra NTT
- Minat Baca Terkubur Bersama Peti Mati
- "English Day" di Kampus, Mengapa Tidak?
- Tenun Ikat Ende-Lio dan Memori Kolektif
- Tahapan Memugar Sao Keda di Wolotolo
- Artikel Ilmiah bagi Seorang Dosen
- In Memoriam Bapak Ema Gadi Djou
- Selamat Jalan Bapak Ema Gadi Djou
- Guru Kehidupan Itu Telah Pergi
- Bapak Herman Joseph Gadi Djou
- Ejaan dalam Penulisan Artikel Opini
- Kecerdasan Emosional Remaja Putri
- Arsitektur Uniflor Masuk 10 Besar
- Dosen Profesional dan Mutu Akademik
- Korupsi Kemanusiaan
- Menulis Abstrak dan Terjemahannya
- Membiasakan Kebenaran, Bukan Membenarkan Kebiasaan
- Kemitraan dalam Pendidikan
- Kuliah Bahasa, Kuliah Menulis
- Internet dan Anak Usia Dini
- Pengawal Inspirasi Pancasila
- Lokalitas dalam Sastra NTT
- Dampak Teknologi Informasi bagi Kaum Remaja
- Universitas Flores sebagai Mediator Budaya
- Naskah Akademik Rancangan UU dan Perda
- Apakah SBY Percaya Ilmu Hitam?
- Sastra NTT dalam Kajian Mahasiswa Uniflor
- Motivasi Mengajar yang Jitu
- Daya Sihir Artikel Opini
- Kembalikan Lapangan Perse Kami
- Bermain Drama: Audiovisualisasi Naskah Pentas
- Membangun Ende dengan "Hobi"
- Standard Setting Kompetensi Belajar
- Giat Bersastra sebagai Revolusi Mental
- Kajian Naskah Akademik Penanaman Modal
- Moral Responsibility of Resolution
- Bengkel Sejarah: Rumah Guru Sejarah
- Dari Taman Remaja ke Taman Renungan Bung Karno
- Tahapan Menulis Artikel Opini
- Tata Zonasi Permukiman Adat Desa Nggela
- Reformasi Birokrasi untuk Kepentingan Rakyat
- Pendidikan Nilai Membentuk Karakter Siswa
- Dicari, Seniman Drama dan Film
- Pisau Itu Bernama Media Sosial
- Modal Sosial Membangun Masyarakat Desa
- Mengurus Akta Jual Beli Tanah
- Sejarah Awal Sastra NTT
- Jenis-Jenis Artikel Opini
- Koperasi sebagai Sokoguru Perekonomian
- Memuliakan Tulisan
- Membangun Kultur Damai di Sekolah
- Peran Serta Masyarakat dalam Pembentukan Hukum
- Membaca sebagai Proses Belajar Mandiri
- Debat Sastra Berujung Pidana?
- Bergesernya Nilai Monumental Kota Ende
- Fenomena Tanah Longsor
- Alat Bukti pada Hukum Acara PTUN
- Awal Mula Agama Katolik di Flores Lembata
- Koperasi Kredit Pengupas Kemiskinan
- Kunci Sukses Usaha Rumah Makan
- Sastra dan Kasus Perdagangan Manusia
- Memilih Perguruan Tinggi yang Legal
- Manusia Keturunan Kera?
- Olahraga Futsal di Kota Ende
- Apa Beda MEA dan "Mea"?
- Mahasiswa Uniflor dan Budaya Membaca
- Lera Wulan Tana Ekan
- Dialektologi, Titian Menuju Identitas Lokal
- Jalan Soekarno di Dunia
- Tradisi Lisan, Wujud Tenunan Kehidupan Manusia
- Menyelamatkan Roh Bahasa Ritual
- Sagi Bukan Budaya Kekerasan
- Koperasi Hadapi Tantangan MEA
- Soekarno dan Komunisme
- Menenun Dalam Arsitektur
- Memahami Arah Pendidikan dari Kampung Menuju ke Kampung
- Intip Biografi Intelektual Dr. Dra. Imaculata Fatima, M.M.A.
- Ende City Branding, Ende Last Paradise
- Cinta Sayur Lodeh, Soekarno dan Hartini
- Menakar Identitas Kolektif (Boruk Tana Bojang)
- Pendidikan Cerdas Orang Yahudi
- Bahasa Lokal di Flores Lembata
- Sastra Anak sebagai Pembentuk Karakter Anak
- Rasionalitas Otoritas Negara
- Wacana Penguasa
- Absurditas Sejarah Kuasa
- Bahasa Ibu dan Pembentukan Karakter
- Sarjana dan Return on investment
- Makna Akreditasi B Universitas Flores
- Mengurus Sertifikat Tanah
- Sarjana Bervisi Entrepreneurship
- Merawat Bahasa Indonesia Sebagai Jiwa Bangsa
- Prisma Gagasan Generasi Muda
- Doa untuk Keselamatan Jiwa Atau Keselamatan Arwah ?
- Membaca: Sumber Energi Menulis
- Sejarah Kata Anda
- Menghindari Erosi Kebangsaan Melalui Jalan Budaya
- Natal: Inkarnasi Logos
- Unsur 5W+1H dalam Penulisan Berita
- Merawat Sejarah Monumental
- Mencerna Fenomena Hoax
- Melawan Praktik Kekuasaan Demokrasi Ketidakadilan
- Artikel Ilmiah untuk Jurnal Ilmiah
- Kliping, Sarana Meningkatkan Minat Baca
- Filosofi Taman Pendidikan
- Mengelola Pantai Ria di Kota Ende
- Merawat NKRI
- Jejaring Nilai Pendidikan Karakter
- Konflik Sosial Antara: Kita, Kami, Kamu, dan Mereka
- 2 MEI
- Polemik Logika Sosiologi
- Politik Identitas Memicu Konflik Hirizontal
- Jasa Kependidikan Mesti Bergayut Dengan Dunia Kerja
- Mencapai Kedaulatan Rakyat (Suatu Refleksi Sejarah Pembangunan di Daerah)
- Tips Bagi Peserta KKN
- 2 Mei
- Pendaran Energi Kejeniusan Lokal
- Mengapa Pendidikan Kita Selalu Tertinggal?
- Kode Semiotik Dalam Permainan Ceha Kila
- Universitas Flores: Rahim Persemaian Nilai
- Kepedulian Mengajar dan Mengajarkan Kepedulian
- Budaya Membaca Teks Ilmiah
- JUAL BELI TANAH TAMPA SERTIFIKAT
- PARADIGMA PEMBELAJARAN K - 13
- Merantau
- Wisuda : Transformasi Dimensi Ritualistik ke Demensi Kompetensi
- Kritik Atas Politik Misogini
- Prosedur Mengurus Sertifikat Tanah
- Evolusi Ekologi Kota Ende
- Tindak Penipuan Melalui Komputerisasi
- Pariwisata Alternatif di Kabupaten Ende
- kUASA kATA
- Bahasa Dan Sastra Sebagai Jatidiri Bangsa
- Kritik Sastra Indonesia Dalam Dua Arus
- Penyimpangan Fungsi Trotoar
- Betonisasi di Tempat Wisata:Masalah Atau Solusi
- Memoria Opus Magnum Etnolog Verheijen
- Minat Membaca Dan Menulis Mahasiswa Uniflor
- Wisata Pangan Lokal
- Pilkada Ende: Menuju Bonum Commune
- Unsur Manajemen Dalam Visi dan Misi Paslon Pilkada
- Pilkada dan Olahraga
- Membangun Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa